Pemprov Sulut Lepas 60 Peserta Magang ke Jepang

SULUT, sulutexpres.com – Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Steven OE Kandouw melepas 60 peserta magang ke Jepang di aula Mapalus Kantor Gubernur Sulut, Kamis (01/06/2023).

Kepada peserta magang yang adalah siswa SMK Negeri Pertanian Kalasey, Kandouw mengingatkan tentang effort dan etos kerja.

“Lulusan magang ke Jepang ini, jadi role model kepada siswa SMK lainnya. Manfaatkan sebaik-baiknya. Karena kesempatan tidak datang dua kali. Jangan sampai gagal. Ingat etos kerja itu penting. Kalau tanpa etos kerja jangan harap. Miliki passion atau semangat bekerja,” kata Kandouw.

Selama di Jepang, Kandouw juga mengingatkan untuk tahu mengatur keuangan. “Harus hemat dan tahu bagaimana mengatur keuangan,” ujar Kandouw sembari mengajak mencontohi cara kerja orang Filipina yang saat ini memiliki effort luar biasa.

“Saat ini tercatat ada 25 juta orang Filipina yang bekerja sebagai tenaga kerja asing. Sesuai gross domestic product atau GDP, sebesar 30 persen dari tenaga kerja,” tandasnya.

Dengan program magang siswa SMK Pertanian Kalasey ke Jepang, Kandouw berharap akan mengurangi praktik ilegal, yang pada akhirnya akan merugikan.

“Program ini akan menurunkan pengerah tenaga kerja ilegal yang tidak ada jaminannya. Di mana tenaga kerja dijadikan budak. Karena itu masyarakat harus lebih hati-hati. Jangan termakan rayuan pengerah tenaga kerja yang abal-abal,” tukasnya.

Menariknya, terkait tipikal kerja warga Sulut yang tidak serius saat berada di daerah sendiri, menurut Kandouw justru berbanding terbalik ketika berada di perantauan.

“Saya perhatikan angkatan kerja Sulut, kalau di daerah sendiri malas. Tetapi kalau di luar, justru kerjanya luar biasa. Bahkan jadi pioner yang diandalkan,” tegas Kandouw.

Sebelumnya, Ia juga menyampaikan bahwa, pendidikan vokasi yang ada saat ini, mampu menjawab kebutuhan dan tantangan kerja. Hal itu, sejalan dengan harapan Presiden Joko Widodo.

“Presiden Joko Widodo mendorong pendidikan vokasi yang adalah pendidikan kejuruan yang mencakup pertanian perbengkelan, permobilan, perawat dan pariwisata. Menurut presiden vokasi adalah breaktrough atau pendobrak antara pendidikan dengan lapangan pekerjaan,” jelasnya.

Pedidikan vokasi, lanjut Kandouw, dipastikan mampu mendorong peserta didik berjiwa entrepreneur, atau memiliki jiwa untuk berusaha sendiri. “Bahkan siap kerja karena kurikulum yang diajarkan lebih banyak praktik dari pada teori,” katanya

Kebutuhan tenaga siap kerja di Jepang, yang notabene adalah sekolah vokasi, sangat tinggi. “Di Indonesia kebutuhannya 70 ribu, yang terpenuhi baru 17 ribu. Ini jadi peluang advantage bagi kita semua,” ujarnya.

Ia juga berharap kerja sama magang ke Jepang, dapat memberikan lebih banyak kuota bagi Sulut.

“Tolong prioritaskan Sulut. Karena orang Sulut memiliki kemampuan adaptif yang tinggi atau gampang menyesuaikan dan mudah bergaul serta akrab,” imbuhnya.

Pada kesempatan ini, pihak Indonesia Japan Bussiness Network, Ronny Candra menyampaikan kebutuhan tenaga kerja untuk Jepang saat ini mencapai 24 ribu, tetapi baru 18 ribu yang terisi.

Untuk itu, kepada masyarakat Sulut didorong untuk tidak takut bekerja di Jepang. “Memang banyak rumor yang mengatakan kerja di Jepang itu, banyak yang disiksa dipukuli. Tidak seperti itu.

“Peluang bekerja di Jepang sangat terbuka. Contohnya saja, seperti di Oarai yang warganya didominasi orang Sulut. Jadi jangan takut kerja di Jepang,” tukasnya.

Salah satu siswa magang, Grivandi Tuju, merasa bersyukur lolos magang. Ia berharap proses pembelajaran yang membutuhkan waktu sekitar 6 bukan dapat dijalani dengan baik.

“Tentunya sangat bersyukur dapat masuk program magang ini. Saya berharap dapat mengikutinya tanpa kendala,” tandasnya.

Hadir pada pelepasan siswa magang, Sekprov Sulut Steve Kepel, sejumlah pejabat dan orang tua siswa serta ratusan siswa SMK di Kota Manado.

(Roso/*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *