Penanganan Longsor Ruas Kaiya-Kotamobagu Sedang Dikerjakan, Satker PJN Wilayah II Prov. Sulut Mohon Maaf dan Harap Pengertian Pengguna Jalan

SULUT, SulutExpres.com – Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Utara (BPJN Sulut), Satuan Kerja (Satker) PJN Wilayah II Prov. Sulut memberitahukan kepada para pengguna jalan, bahwa jalan AKD (Trans Kaiya-Kotamobagu) saat ini sedang dalam pekerjaan penanganan longsor di Desa Komangaan Kecamatan Bolaang, Kabupaten Bolaang Mongondow.

Hal ini disampaikan Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Utara Hendro Satrio M.K, ST, MT melalui Kepala Satuan Kerja (Kasatker) PJN Wilayah II Prov. Sulut Indra Gunawan, ST, M.Eng, di kantornya, Jumat (12/05/2023).

“Mohon maaf kepada pengguna jalan karena untuk keamanan & keselamatan pengguna jalan maka sistem kerjanya masih buka tutup. Metodenya excavator dari atas kemudian material diturunkan, baru nanti dibawa dengan dump truck. Ditakutkan kalau ada batu-batuan yang lepas dan kalau dibuka malah mengancam keselamatan pengguna jalan. Jadi mohon kesabaran dan pengertiannya,” kata Kasatker.

Kejadian Longsor 7 Desember 2021

Ditambahkannya, kemarin saat turun lapangan, sudah ada langkah-langkah percepatan dari kontraktor. Mudah-mudahan cuaca mendukung dan dijadwalkan kurang lebih 2 bulan progres proses galian tanahnya sudah selesai.

“Kalau galian tanahnya sudah selesai mungkin bisa dibuka 1 lajur, masih sistem buka tutup tapi tidak ditutup total dan bisa saling bergantian, nanti dievaluasi kembali karena keselamatan itu yang utama. Kalau itu memang memungkinkan akan kami coba buka 1 lajur, semoga pekerjaan lancar, sehingga 2 bulan kedepan baru bisa terlaksana,” pungkasnya.

Dia menerangkan bahwa paket pekerjaan penanganan longsor Ruas Kaiya-Kotamobagu Nilai kontrak Rp23,5 miliar (Single Years Contract) tersebut, untuk menindaklanjuti kejadian longsor pada Tanggal 7 Desember Tahun 2021.

“Ada longsoran besar sepanjang 600 meter dari Sta 16.300 sampai Sta 16.900. Tahun ini dilaksanakan penanganan permanennya dan sudah terkontrak pada Tanggal 2 Maret 2023, PHO dijadwalkan 28 November 2023,” ujarnya.

Dijelaskan, untuk penanganan permanennya dibuat sejenis barrier penahan longsoran dengan konstruksi bored pile dan diatasnya ada bronjong. Ini mengantisipasi ke depannya kalau masih ada potensi longsoran dan bisa tertahan konstruksi tersebut & progres sampai dengan hari ini sudah 10 %,” pungkasnya.

(Egen)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *