SULUT, SulutExpres.com – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi I Manado, menguraikan Kegiatan Prioritasnya di Tahun 2022 dan Program Prioritas Tahun 2023.
Kepala Balai Wilayah Sungai Sulawesi I Manado, Ir. I Komang Sudana, M.T. melalui Seksi Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur Sumber Daya Air (KPI SDA), menerangkan bahwa kegiatan prioritas Tahun 2022 ini masih fokus pada penyelesaian pekerjaan dua Bendungan yaitu Bendungan Kuwil Kawangkoan Kabupaten Minahasa Utara dan Bendungan Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow.
“Bendungan Kuwil Kawangkoan saat ini dalam tahap penyelesaian progres fisiknya telah mencapai 96% dan ditargetkan untuk diresmikan pada akhir tahun ini, sehingga dilaksanakan beberapa percepatan yang dilaksanakan oleh BWS Sulawesi I yang dalam hal ini oleh SNVT Pembangunan Bendungan BWS Sulawesi I. Untuk lahan saat ini sudah tidak ada permasalahan lagi. Untuk Bendungan Lolak progress saat ini sudah 99% persen dan saat ini masih dalam tahap penyelesaian,” ungkapnya.
Dilanjutkannya, Tahun 2022 ini pada SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air (PJSA) Sulawesi I melaksanakan pekerjaan Pembangunan Bangunan Pengaman Pantai Buko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan Pembangunan Breakwater Desa Lion Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, yang direncanakan selesai Tahun ini.
“Desa Buko pada awal tahun 2019 dan di awal 2022 terjadi bencana abrasi sehingga pada tahun 2021 dilakukan Pembangunan Bangunan Pengaman Pantai Buko, dilanjutkan untuk penuntasan di tahun 2022,” terangnya.
Dijelaskannya, Berdasarkan KEPRES 6/2017 tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar, di Provinsi Sulawesi Utara terdapat 12 Pulau Kecil Terluar yaitu : Pulau Bongkil (Pulau Bangkit), Pulau Mantehage (Pulau Manterawu), Pulau Makalehi, Pulau Kawaluso, Pulau Kawio, Pulau Marore, Pulau Batuwaikang, Pulau Miangas, Pulau Marampit, Pulau Intata, Pulau Kakorotan, dan Pulau Kabaruan. Pulau Bongkil dan Pulau Intata merupakan pulau yang tidak berpenghuni sedangkan 10 pulau lainnya merupakan pulau berpenghuni.
“Sampai dengan saat ini yang ditangani oleh BWS Sulawesi I adalah Pulau Miangas dan Pulau Marore sehingga untuk program dalam beberapa tahun ini lebih berfokus terhadap penyelesaian bangunan pengaman pantai di kedua pulau tersebut. Penanganan yang dilakukan adalah dengan membangunan Bangunan Pengaman Pantai yang bertujuan untuk melindungi permukiman dan fasilitas umum dari abrasi dan mencegah mundurnya garis pantai untuk menjaga batas wilayah daratan kepulauan NKRI,” katanya.
Selain itu, dia mengungkapkan, untuk pekerjaan Pembangunan Bangunan Pengendali Banjir Sungai Tondano saat ini dalam tahap pelaksanaan. Dari total panjang 7200 meter pada kanan dan kiri aliran yang akan ditangani saat ini telah dilaksanakan pembangunan retaining wall sepanjang 970 meter untuk bagian kiri aliran, 1.182 meter untuk bagian kanan aliran, dan pekerjaan CCSP 1.271 meter pada bagian kanan aliran dan 1800 meter pada kanan aliran.
“Pekerjaan Pembangunan Bangunan Pengendali Banjir Sungai Tondano memerlukan anggaran yang besar sehingga untuk lanjutannya diusulkan untuk ditangani melalui program National Urban Flood Resilience Project (NUFReP) dengan dana dari World Bank. Kemudian ada pekerjaan Revitalisasi Danau Tondano dikerjakan dua tahap (multiyear) yang ditargetkan selesai pada tahun 2024,” pungkasnya.
Ditambahkannya, untuk pekerjaan Pembangunan Sarana/Prasarana Air Baku Bendungan Lolak yang dilaksanakan secara bertahap. Tahap satu dalam proses pelaksanaan dan direncanakan selesai di akhir Tahun 2022 sedangkan tahap dua akan dilaksanakan pada Tahun 2023.
“Sementara untuk pekerjaan di bidang irigasi, terdapat kegiatan Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) pada daerah irigasi kewenangan pusat yaitu Daerah Irigasi Dataran Kotamobagu, Daerah Irigasi Toraut dan Daerah Irigasi Kosinggolan,” bebernya.
“Sesuai dengan arahan Bapak Menteri PUPR untuk program pada Tahun 2023 sampai dengan 2024 nanti agar berfokus pada penyelesaian program-program strategis dan kegiatan OPOR (Optimalisasi, Pemeliharaan, Operasi dan Rehabilitasi) sehingga program BWS Sulawesi I pada tahun 2023 nanti difokuskan untuk penyelesaian kegiatan-kegiatan MYC dan program-program prioritas serta kegiatan OPOR,” kuncinya.
(Egen)