MINUT, SulutExpres.com – Data rilis BKPM/Kementerian Investasi Republik Indonesia (RI) melalui DPM-PTSP Provinsi Sulawesi Utara, sampai dengan 13 April tahun 2022 mencatat, realisasi investasi Kabupaten Minahasa Utara sudah tercapai Rp211.410.156.021 miliar dari target BKPM Rp2,4 triliun.
Dengan begitu, realisasi investasi Kabupaten Minahasa Utara tertinggi diantara Kabupaten dan Kota lainnya di Provinsi Sulawesi Utara.
Hal Ini karena Bupati Kabupaten Minahasa Utara Joune JE Ganda dan Wakil Bupati Kevin W Lotulung (JGKWL) telah menginstruksikan kegiatan usaha dibuka seluas-luasnya di Minahasa Utara tapi sesuai dengan aturan.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kabupaten Minut Jack YR Paruntu SE, didampingi Kepala Bidang Pengendalian dan Pengawasan Investasi Rolly Kambey ST, berharap realisasi investasi terus bergerak naik, sehingga target capaian paling tidak di semester satu bisa tercapai.
“Kita mengimbau semua pelaku usaha terutama pelaku usaha besar selain UMKM, Migas, Perbankan, dan Asuransi yang tidak diwajibkan, untuk segera menyampaikan laporan kegiatan penanaman modal (LKPM). Apalagi kewajiban triwulan satu yang sudah lewat diharapkan segera menyampaikan LKPM,” ujarnya, Rabu (27/4/2022), dikantornya.
“Kalau belum jangan sampai lewat semester satu atau yang belum jatuh tempo, karena kan ada yang tiga bulan dan ada yang enam bulan, sekarang LKPM itu menjadi bagian di persyaratan OSS bagi pelaku usaha baru,” sambungnya.
“Atau ada yang perubahan penambahan lewat OSS disyaratkan juga LKPM, jadi jumlah investasi ini harus disampaikan. Kalau dulu belum tapi sekarang sudah bagian dari sistem OSS RBA, agar supaya investasi ini tercatat terlihat. Sebab ini kewajiban pelaku usaha makanya diharapkan segera menyampaikan LKPM,” tukasnya.
Dia meminta kepada pelaku-pelaku usaha baru untuk membuka seluas-luasnya investasi yang mau masuk ke Minahasa Utara.
“Termasuk pelayanan perizinan pasti akan lebih baik dan akan dipermudah semua, karena sudah sistem online. Apalagi pandemi COVID-19 sudah menurun dan kita sudah menuju new normal. Sudah waktunya untuk berinvestasi karena iklim usaha sudah semakin membaik,” pungkasnya.
(Egen)