SULUT, SulutExpres.com – Sehubungan dengan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2022, Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), saat ini masih menunggu keputusan resmi dari Arab Saudi.
Bahkan, semua persiapan seperti pelayanan, perlindungan, dan pembinaan sudah dilakukan.
Demikian diungkapkan Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kanwil Kemenag Provinsi Sulut, H. Irmanto Usuli, S.Ag.
“Dua tahun ini haji batal diberangkatkan, sebenarnya haji ini tiap tahun diberangkatkan oleh Arab Saudi, cuman seluruh negara yang memberangkatkan haji belum mendapatkan kuota termasuk Indonesia,” katanya saat dikonfirmasi media ini, Selasa (15/2/2022), di ruang kerjanya.
“Haji yang dilaksanakan di Arab Saudi itu hanya untuk penduduk Arab Saudi tapi dibatasi, juga penduduk ekspatriat atau penduduk luar yang sudah menetap di Arab Saudi, seperti orang kedutaan Indonesia yang tinggal di Arab Saudi. Tapi tidak semua cuman beberapa persen sesuai ketentuan Arab Saudi,” sambungnya.
Diungkapkannya, kemarin ada 6 ribuan jamaah yang biasanya sampai 3 jutaan jamaah seluruh dunia, semua negara yang memberangkatkan tidak ada yang bisa memberangkatkan dari luar, jadi untuk dua tahun ini hanya penduduk disana.
“Adapun kita disini tiap tahun itu tetap kita persiapkan semuanya, seperti sekarang tetap kita di kantor beraktivitas seperti biasa, sebab tiba-tiba haji diumumkan jadi, kita siap untuk memberangkatkan mereka kapanpun. Tinggal menambah hal-hal yang sudah kita siapkan sebelumnya, sudah maksimal tinggal yang kurang-kurang saja,” ujarnya.
Diharapkannya tahun ini haji bisa dilaksanakan, tapi kemungkinan besar tidak seratus persen karena kondisi pandemi.
“Paling menentukan kondisi di Mina, sebab space di Mina itu kecil sekali, jadi susah untuk melakukan social distancing. Kalau haji ini jadi maka space di Mina yang menentukan, berapa meter satu orang mendapat tempat, itu juga menentukan jumlah kuota di Indonesia,” ucapnya.
“Kemungkinan hasil hitungan terakhir kita mendapat satu orang itu jaraknya empat meter dari yang biasanya 0,8 meter, itu sesuai aturan Arab Saudi. Kemungkinan juga kalau berita terakhir itu jadi, kita akan mendapatkan 25 persen. Tapi ini belum ada keputusan resmi dari Arab Saudi. Kita berdoa, meski hanya 25 persen itu bisa ada dan haji bisa terlaksanakan,” lanjutnya.
Dia menerangkan, dalam proses pelayanan pihaknya sekarang lagi menyiapkan semuanya, penyiapan dokumen administrasi seperti paspor sudah siap, kemudian juga perlindungan jamaah sejak dari Sulut sampai di Arab Saudi.
“Persiapan juga dilakukan terkait pembentukan petugas dari Kementerian Agama, petugas kloter, petugas non kloter nanti akan bertugas disana, pelayanan kesehatan yang mengawasi jamaah di masa pandemi ini. Pun, Kementerian Kesehatan sudah siap termasuk petugas protokol kesehatan. Tinggal menunggu haji jadi karena itu semua sudah siap, termasuk penyiapan asrama haji sebagai tempat karantina awal pra pemberangkatan dan seterusnya,” kuncinya.
(Egen)