Tindaklanjuti MoU Bupati Dengan BP2MI, Disnaker Minut : Regulasi Sudah Disiapkan Dan Sementara Berproses

MINUT, SulutExpres.com – Setelah dilakukan Memorandum of Understanding (MoU) antara Bupati Minahasa Utara Joune Ganda bersama Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), maka akan ditindaklanjuti Perjanjian Kerja Sama (PKS) Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) dengan pihak pengelolah yang memberangkatkan tenaga kerja.

Sehubungan dengan itu, Bupati Joune Ganda meminta untuk proaktif dan menjemput bola.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Minut, Drs Gabriel H Kumontoy, melalui Kabid Pelatihan Kerja dan Penempatan Tenaga Kerja, Theodorus Sepang, kepada wartawan di kantornya.

“Jadi itu sementara bergulir, karena untuk membentuk program semua membutuhkan anggaran dan menyesuaikan anggaran, nah kita lagi berupaya untuk disesuaikan nanti sehingga bisa diikutkan untuk pelatihan CPMI ini, terpenting kita sudah siapkan regulasi terlebih dahulu baik-baik tanpa ada kesalahan, dan itu sementara berproses,” ujar Kabid Theo.

Dia mengungkapkan bahwa pihaknya fokus terhadap CPMI, namun diakuinya memang ada dua kendala untuk proses persiapan CPMI tersebut.

“Pertama dokumen anggaran yang sementara berproses, Kedua kita disini belum ada LPK sesuai yang dibutuhkan daerah dalam CPMI tersebut, karena kita belum ada LPK jadi mereka harus ikuti LPK di luar daerah dan itu terhitung biaya, terkait itu kita sudah berkomunikasi dengan pihak BP2MI,” katanya.

“Nantinya kalau anggaran sudah terstruktur bagus, supaya meminimalisir anggaran tidak terlalu besar untuk kita kirim ikut pelatihan di luar, maka dari itu kita berharap LPK ini bisa ada disini, ini juga solusi yang diberikan BP2MI, pastinya kita siapkan anggaran dan pemberangkatannya,” sambungnya.

Dijelaskannya, terkait dengan proses pelatihan ada lembaga yang menangani itu dimana sesuai aturan BP2MI bahwa pemberangkatan Pekerja Migran Indonesia itu harus dibiayai oleh pemerintah.

“Jadi ada sepuluh jabatan informal yang kita siapkan dan ada beberapa skill yang sesuai dengan permintaan Jepang, seperti pengurus rumah tangga, pengasuh bayi, pengasuh warga lansia, juru masak, sopir keluarga, perawat taman, pengusaha anak, petugas kebersihan, petugas ladang perkebunan, dan awak kapal perkebunan nigra,” tutupnya.

(Egen)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *